Bagi Anda yang membutuhkan Buku tentang Ahlus Sunnah Wal-Jamaah. Silakan hubungi kami di nomor 0858 5067 7244 (WA) atau kirim email ke mediaaula@gmail.com. Melayani Grosir dan Eceran!

Selasa, 22 Maret 2016

Menjawab Tuduhan sebagai Penyembah Kuburan


Judul: Menjawab Tuduhan sebagai Penyembah Kuburan; Bantahan Terhadap Buku Mantan Kyai "Ahlussunnah Kok Nyembah Kuburan"
Oleh: Muhammad Ma'ruf Khozin
Penerbit: Muara Progresif
Harga: Rp. 45.000,-
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Sinopsis:

Buku-buku H. Mahrus Ali (yang mengaku sebagai Mantan Kyai), sesungguhnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Isinya hanya sebuah catatan terjemah dari fatwa-fatwa ulama Wahabi, copy dan paste dari beberapa artikel, bahkan banyak dari diskusi internet.

Demikian juga dengan bukunya yang berjudul "Ahlussunnah Waljama'ah Kok Nyembah Kuburan". Dalam buku ini, Mantan Kyai ini menyatakan tidak menyinggung ormas manapun di mukaddimahnya. Nyatanya yang ia sebut penyembah kuburan adalah warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyyin). Selebihnya, pokok materi buku Mantai Kyai ini adalah orang yang berziarah ke makam ulama dan wali dengan tujuan tawasul dan tabarruk ia tuduh sebagai "penyembah kuburan" yang sesat dan musyrik. Bahkan, ia menyamakan Sunni yang berziarah dengan Syiah dan Yahudi.

Hal ini tidak boleh dibiarkan agar di masa-masa yang akan datang tidak lagi terdengar secara serampangan tuduhan "penyembah kuburan" bagi umat Islam yang berziarah. Karena itulah, penulis menjawabnya berdasarkan dalil-dalil yang akurat, fakta empiris dan sejarah yang tak terbantahkan.



Risalah Ahlussunnah Waljamaah: Dari Pembiasaan Menuju Pemahaman dan Pembelaan Akidah-Amaliah NU

Judul Buku: Risalah Ahlussunnah Waljamaah: Dari Pembiasaan Menuju Pemahaman dan Pembelaan Akidah-Amaliah NU
Oleh: Tim Aswaja NU Center
Penerbit: Khalista
Harga: Rp. 65.000,-
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Buku ini secara umum terdiri dari tiga pembahasan utama yang dipaparkan dalam tiga bab. Pertama,  penjelasan tentang berbagai kelompok, aliran dan sekte dalam sejarah umat Islam serta beberapa beberapa kelompok atau organisasi yang lahir dan berkembang pada kurun-kurun akhir,  baik di Indonesia maupun di negara lain. Pembahasan ini berguna untuk memetakan posisi Ahlussunnah Wal Jama’ah yang moderat (tawassuth).

Kedua, pembahasan tentang Ahlussunnah Wal Jama’ah yang diikuti oleh Nahdlatul Ulama (Aswaja NU), termasuk penjelasan mengenai madzhab teologi al Asy’ari dan Al Maturidi yang diikuti oleh organisasi terbesar di Indonesia ini, bahkan oleh mayoritas umat Islam di dunia sepanjang zaman.

Ketiga, pemaparan mengenai tradisi Islami dan dalil-dalilnya. Khususnya bagi warga NU yang barangkali memandang tradisi islami sebagai suatu kebiasaan, kini sudah saatnya memahami, bahkan melakukan pembelaan, bahwa apa yang mereka lakukan selama ini bukanlah bid’ah yang sesat, yang dapat menjerumuskan mereka dalam siksa neraka. Sedangkan bagi selain warga NU yang selama ini rajin menuduh bahwa NU adalah “gudang” nya takhayul,  bid’ah,  c(k)hurafat (biasa mereka singkat TBC), menjadi mengerti bahwa yang dilakukan umat Islam yang berafiliasi ke NU ternyata memiliki dasar dalil. Minimal, mereka menjadi sosok yang dapat memahami perbedaan di tengah umat udengan cara yang santun, dewasa, dan arif. Perbedaan dalam masalah furu’iyyah (cabang agama) adalah suatu keniscayaan, bukan malah dijadikan sebagai senjata yang digunakan untuk menyerang sesama saudara seiman dan seagama.


Meluruskan Doktrin MTA; Kritik atas Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur'an di Solo


Judul: Meluruskan Doktrin MTA; Kritik atas Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur'an di Solo
Oleh: Nur Hidayat Muhammad
Penerbit: Muara Progresif
Harga: Rp. 45.000,-
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Majelis Tafsir Al-Qur'an (MTA) yang berpusat di Solo, Jawa Tengah, dan sudah berkembang di kota-kota lain, dengan slogannya "Ngaji Al-Qur'an Sak Maknane", dalam perjalanan dakwahnya sudah dianggap keluar dari batas kewajaran atau keterlaluan. Dakwah mereka kerap diiringi dengan tuduhan-tuduhan bahwa amaliah warga Nahdliyyin, seperti tahlilan, yasinan, adzan dan iqomah di telinga bayi yang baru lahir dan lain-lain adalah perbuatan bid'ah, syirik dan menyesatkan.

Dengan tuduhan dan vonis ekstrim yang khusus ditujukan kepada warga Nahdliyyin tersebut, baik via radio atau televisi sangat berpotensi memicu gesekan dan gerakan anarkisme antar sesama yang dapat merongrong persatuan umat Islam di Indonesia.

Buku Meluruskan Doktrin MTA yang ditulis oleh Nur Hidayat Muhammad ini, berisi jawaban ilmiah untuk meluruskan doktrin dan fatwa-fatwa MTA yang dianggap keluar dari faham yang diusung dan disepakati oleh ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah. Penulis buku ini, mencoba memberikan jawaban berdasarkan al-Qur'an, al-Sunnah, dan Ijtihad para ulama dengan pendekatan yang lebih halus sebagai titah menjalankan kewajiban amar ma'ruf nahi munkar dan nasehat kepada sesama muslim.

Tuntunan Shalat untuk Warga NU dan Dalil-Dalilnya

Judul: Tuntunan Shalat untuk Warga NU dan Dalil-Dalilnya
Oleh: KH. M. Sholeh Qosim, M.Si
Pengantar: KH. Abdul Muchith Muzadi
Penerbit: Muara Progresif & LTM PBNU
Harga: Rp. 45.000,-
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Sinopsis:

Saya minta kepada Kiai Sholeh Qosim untuk menyusun buku tuntunan ibadah shalat (mulai wudlu, tayamum dan berjamaah) untuk warga NU disertai dengan dalil dan gambar, sebagaimana yang beliau ajarkan dalam diklat-diklat shalat sempurna seperti Nabi SAW. (KH. Abdul Manan A. Ghani - Ketua LTM-PBNU)

Beberapa tahun ini banyak kelompok yang mempertanyakan dalil amaliah kita, termasuk masalah wudlu dan shalat. Maka terbitnya buku seperti ini sangat dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa ibadah para kiai dan santri nahdliyin sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.

Pesan saya, walaupun buku ini telah dilengkapi dengan dalil dan gambar, sepatutnya tetap belajar kepada para guru atau kiai yang betul-betul kiai, seperti dawuh Hadhratus Syaikh:

Ilmu adalah agama, hakikat shalat juga agama, perhatikan dari siapa kalian memperoleh ilmu itu, dan bagaimana kalian memunaikan shalat, karena kelak kalian akan ditanya (tentang semua itu), janganlah menimba ilmu kecuali dari ahlinya, yakni seorang yang adil (tsiqah) dan bertakwa kepada Allah. (Risalah Ahlus sunnah Wal Jama’ah: hal 32-33, dalam Irsyad as-Syari).

Dengan begitu ilmu yang didapat, dari guru yang pernah mengaji langsung dari gurunya, seterusnya bersambung pada pengarang. Sedangkan pengarang dari para ulama, tabi’in, sahabat, sampai kepada Rasulullah SAW dan keluarganya. Tradisi keilmuan semacam ini memiliki sanad yang dapat dipertanggung jawabkan, baik secara ilmiah juga di hadapan Allah SWT. (KH. Abdul Muchit Muzadi - Mustasyar PBNU)

Alfaqir sangat bergembira dan bersyukur kehadirat Allah SWT serta mendukung. Alfaqir juga berdoa semoga buku yang sangat berharga ini bermanfaat, kiranya di dunia dan akhirat bagi penulis, pembaca, dan penggunanya. (KH. M. Bashori Alwi Mustadho - Penasehat JQH PBNU)

Buku kecil ini berupaya memadukan fiqih qauly NU dengan fiqih manhajy NU, dengan menampilkan ibarah kitab mu’tabarah dipadu dengan tambahan dalil-dalil yang diperlukan.


Jawaban Amaliyah & Ibadah Yang Dituduh Bid'ah, Sesat, Kafir dan Syirik

Judul: Jawaban Amaliyah & Ibadah Yang Dituduh Bid'ah, Sesat, Kafir dan Syirik
Oleh: Ustadz Ma'ruf Khozin
Penerbit: Al-Miftah
Harga: Rp. 36.000,-
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Buku ini mengulas tentang amalan-amalan yang biasa dilakukan oleh umat Islam Tradisionalis beserta dalil dan landasan hukumnya, yaitu:


Keabsahan Salat Aswaja

1. Mengusap Wajah Dan Bersalaman Setelah Salat

2. Salat Sunah Berjamaah

3. Menggerakkan Telunjuk Saat Tasyahhud

4. Berdoa Dengan Mengangkat Kedua Tangan

5. Berdoa Dengan Syair Arab

6. Kata'Sayidina' dalam Tahiyat

7. Dalil Qunut Salat Subuh

8. Meng-qadla' Salat Mayit

9. Larangan Salat Ba'diyah Ashar dan Shubuh

10. Dzikir Suara Keras

11. Mengeraskan Basmalah

12. Doa Ruku' dan Sujud

13. Puji-Pujian Setelah Adzan

14. Kesahihan Salat Tasbih

 

Problematika Di Bulan Ramadlan

15. Shalawat di Sela-Sela Tarawih

16. Membaca Surat-Surat Pendek Dalam Tarawih

17. Qadla' Ramadlan di Bulan Syawal

18. Rukyat Internasional

19. Tadarus Di Bulan Ramadlan

20. Qunut Salat Witir

 

Dunia Tasawwuf

21. Wali Badal

22. Tahapan SuIuk Dalam Tasawuf

23. Siapa Sultanul Auliya?

24. Bertemu Rasulullah Secara Nyata

25. NabiKhidir Masih Hidup?

 

Ragam Masalah

26. Yasin Fadlilah

27. Memperbarui Akad Nikah (Tajdidun Nikah)

28. Salat Malam Nishfu Sya'ban

29. Istighfar Untuk Kaum Muslimin

30. Doa Saat Membaca al-Quran

31. Dahi Hitam Tanda Sujud?

32. Shalawat Untuk Penutup Majlis

33. Menuduh Kafir

34. Haramkah Mencukur Jenggot?

35. Akad Nikah Di Masjid

36. Berdzikir Menggunakan Tasbih

37. Benarkah Isbal Haram?

38. Doa Hizib dari Ayat al-Quran

39. Hewan Qurban Untuk Mayit

40. Iuran/ Arisan Qurban

41. Puasa Tarwiyah

42. Puasa Bulan Rajab

43. Berkalung jimat

44. Hari Apa Saya Kawin?

45. Menabuh Terbang di Masjid

46. Tawassul

 

Ritual Haji

47. Salat Arbain di Madinah

48. Umrah Berkali-Kali

 

Dalil Seputar Kematian

49. Doa Setelah Salat Janazah

50. Sedekah Keluarga Kepada Pelayat

51. Tahlil 7 Hari dan 40 Hari

52. Talqin Mayit

53. Subtansi Haul Ulama

54. Dalil Membaca Surat Yasin Untuk Orang Mati

55. Doa Dengan Bacaan Al Fatihah

56. Menjawab Dalil Tidak Sampainya Kiriman Pahala

57. Menjawab Dalil Tidak Sampainya Bacaan al-Qur'an

58. Kesaksian Jelang Pemakaman

59. Mengantar Janazah Dengan Tahlil

60. Mengamalkan Hadis Dlaif

61. Baca al-Quran di Kuburan

62. Khataman al-Quran di Kuburan

63. Takbir Saat Khataman al-Qur'an

 

Alam Kubur

64. Ziarah ke Makam Rasulullah Saw

65. Ziarah Ke Makam Para Wali (Wisata Religi)

66. Doa Dari Rumahatau Ke Kubur?

67. Siksa Kubur

68. Wanita Ziarah Kubur

 

Ibadah Jumat

69. Salat Tahiyyat Masjid Saat Khutbah

70. Dalil Salat Sunah Qabliyah Jumat

71. Hari Rayadi Hari Jumat

72. Yasinan Tiap Malam Jumat

73. Memegang Tongkat & Mimbar

74. Bilal Jumat

75. Wiridan Setelah Jumat

 

Ngalap Berkah (Tabaruk)

76. Berkah Orang Shaleh

77. Mencium Tangan Kyai

78. Ziarah Makam Mencari Berkah


Metode Takhrij Al-Hadith dan Penelitian Sanad Hadis

Judul: Metode Takhrij Al-Hadith dan Penelitian Sanad Hadis

Oleh: Dr. Mahmud Al-Tahhan (Guru Besar Hadis Fakultas Shari'ah dan Dirasat Islamiyyah Universitas Kuwait)
Penerjemah: Prof. Dr. H. M. Ridlwan Nasir, MA & Dr. Khamim, M.Ag
Penerbit: Imtiyaz
Harga: Rp. 50.000,-

Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Biografi 4 Wali Kutub

Judul: Biografi 4 Wali Kutub

Oleh: H. Abdul Aziz Sukarnawadi, Lc, MA

Pengantar: KH. Ahmad Adib Amrullah

Penerbit: Aswaja Pressindo

Harga: Rp. 35.000,- (Stok Kosong)

Senin, 21 Maret 2016

Di Bawah Naungan Ka'bah (Novel Penggugah Keimanan)


Judul: Di Bawah Naungan Ka'bah (Novel Penggugah Keimanan)
Oleh: Amirul Ulum
Penerbit: Global Press
Harga: Rp. 60.000,-

Mengenal Tuntas Al-Qur'an

Judul Buku: Mengenal Tuntas Al-Qur'an

Oleh: Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, M.Ag
Penerbit: Imtiyaz
ISBN: 978-602-95950-7-9
Harga: Rp. 45.000,-

Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Menatap Masa Depan NU

Judul Buku: Menatap Masa Depan NU; Membangkitkan Spirit Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan dan Nahdlatut Tujjar Pasca Muktamar ke 33
Oleh: Jamal Ma;mur Asmani
Penerbit: Aswaja Pressindo
Harga: Rp. 50.000,-
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Satu Abad NU yang jatuh pada tahun 2026 yang akan datang menjadi tantangan serius seluruh organ NU untuk mewujudkan era keemasan NU, baik di bidang pendidikan, ekonomi dan kebangsaan. Lembaga pendidikan NU, seperti pesantren, madrasah dan perguruan tinggi punya tanggung jawab mendinamisir wacana intelektual yang produktif sebagai kunci melahirkan konsep-konsep pengembangan untuk mengatasi stagnasi kehidupan manusia. Penelitian dan pengembangan harus menjadi spirit utama lembaga pendidikan NU. Tidak boleh lembaga pendidikan NU berorientasi masa lalu, tapi harus berorientasi masa depan dengan terus menerus meningkatkan kreativitas dan inovasi sebagai syarat menjadi pemenang (winner) di era globalisasi yang hiperkompetitif.

Selasa, 08 Maret 2016

Belajarlah kepada Lebah dan Lalat; Menuju Kokoh Spiritual, Mapan Intelektual

Judul: Belajarlah kepada Lebah dan Lalat; Menuju Kokoh Spiritual, Mapan Intelektual

Oleh: KH. Agoes Ali Masyhuri
Tebal: 320 halaman
Penerbit: Khalista
Harga: Rp. 65.000 (Stok Kosong)

Bunga Rampai Wirid, Doa, Shalawat & Tertib Fatihah Acara Walimah


Judul: Al-Majmu'ah al-Mubarakah an-Nahdliyyah (Bunga Rampai Wirid, Doa, Shalawat & Tertib Fatihah yang Dibaca di Berbagai Acara & Walimah)
Oleh: KH. Muhammad Fadlil Sa'id An-Nadwi
Tebal: 224 halaman
Harga: Rp. 15.000,-
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Sinopsis:

Buku ini berisi bunga rampai dzikir, wirid, doa, shalawat dan tertib fatihah yang dibaca di berbagai acara dan walimah.

Al-Hujaj al-Qath'iyah fii Shihhat al-Mu'taqadat wa al-'Amaliyyaat an-Nahdliyyah

Judul: Al-Hujaj al-Qath'iyah fii Shihhat al-Mu'taqadat wa al-'Amaliyyaat an-Nahdliyyah
Oleh: KH. Muhyiddin Abdusshomad
Penerbit: Khalista
Harga: Rp. 65.000,- 
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Kitab ini berisi Hujjah dan Amaliah kaum Nahdliyin yang dilengkap dengan dalil Al-Qur'an, Hadits dan kitab-kitab mu'tabarah.

Rabu, 02 Maret 2016

Di Bawah Lindungan Rasulullah; Menyibak Tirai Keagungan Sang Manusia Cahaya

Judul: Di Bawah Lindungan Rasulullah; Menyibak Tirai Keagungan Sang Manusia Cahaya

Oleh: H. Abdul Aziz Sukarnawadi, Lc, MA
Penerbit: Aswaja Pressindo
Harga: Rp. 98.000,-

Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Pemikiran Sufistik Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari

Judul: Pemikiran Sufistik Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari

Oleh: Bayani Dahlan
Penerbit: Pustaka Ulama
ISBN: 602 1483 51 0
Harga: Rp. 45.000,-

Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz

Judul: Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz
Penulis : Amirul Ulum
Penerbit: Pustaka Ulama 
ISBN: 602-6791-03-5
Harga: Rp. 76.000,-     
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)                      


Perkembangan Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari peran Hijaz (Makkah dan Madinah). Hijaz, sejak zaman zaman Rasulullah SAW menjadi primadona bagi orang yang ingin mendalami wahyu dan Hadist an-Nabawi. Sempat, banyak ilmuwan Islam meninggalkan Hijaz disebabkan karena adanya pembantaian massal yang dilakukan oleh Hajaj bin Yusuf yang mensyahidkan Abdullah bin Zubair, ulama yang sangat disegani dari sisa-sisa sahabat Rasulullah SAW. <>Setelah simpuh darah membanjiri Masjidil Haram, banyak ilmuwan Muslim yang pindah menuju Baghdad, Syam dan Mesir serta Yaman. Hingga, ketika situasi Hijaz sudah stabil lagi, ia diserbu para thâlabah yang ingin mencari ilmu dan keberkahan beribadah di Masjidil Haram dan Masjid an-Nabawi yang pahalanya dilipatgandakan sebagaimana yang disabdakan baginda Nabi Muhammad SAW.

Dari Hijaz, terpancarlah sinar Islam hingga menjulang ke seantero dunia, termasuk Nusantara (Indonesia). Indonesia terkena sinar keislaman Hijaz pada abad 1 Hijriyah/ 7 Masehi, yaitu pada masa Khalifah Ustman bin Affan. Sinar itu semakin bercahaya pada abad 18, 19 dan 20. Banyak ulama asal Nusantara yang mendatangi Hijaz, baik untuk berdagang, menuntut ilmu atau untuk menjalankan ritual ibadah haji. Dari banyaknya animo umat Islam asal Nusantara ini, maka terbentuklah Kampung al-Jawi yang barada di Syami’ah, dekat Pasar Seng. Kampung al-Jawi ini, bukan hanya dihuni oleh bangsa Indonesia, melainkan umat Islam Asia Tenggara, banyak yang bertempat tinggal di sana.

Mulanya, umat Islam yang belajar di Hijaz, terutama di Masjidil Haram mendapatkan celaan dan hinaan. Namun, dengan penuh kesabaran mereka tetap semangat untuk selalu belajar dan beristifâdah kepada para syeikh yang mengajar di Masjidil Haram. Buahnya, Hijaz dibanjiri oleh pengajar dan thâlabah yang datangnya dari Nusantara dari generasi ke generasi. Ulama-ulama dari Nusantara banyak memainkan peranan penting dalam akademik keulamaan. Prestasi mereka banyak yang mengungguli ulama-ulama yang asli orang Arab, seperti Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Abdul Hamid al-Qudsi, Syaikh Mahfudz at-Turmusi, dan Syaikh Yasin al-Fadani.

Buku Amirul Ulum ini menerangkan tentang biografi 26 ulama Aswaja asal Nusantara yang mempunyai prestasi gemilang (seperti menjadi imam, khatib dan pengajar di Masjidil Haram) yang dapat membawa nama baik Nusantara (Indonesia) hingga go internasional. Ulama-ulama tersebut yaitu, Syaikh Nawawi al-Bantani al-Makki, Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi al-Makki, Syaikh Mahfudz at-Turmusi al-Makki, Syaikh Abdul Hamid al-Qudsi al-Makki, Syaikh Muhsin al-Musawa al-Palimbani al-Makki, Syaikh Abdullah Muhaimin bin Abdul Aziz al-Lasemi al-Makki, Syaikh Baqir bin Muhammad Nur al-Jukjawi al-Makki, Syaikh Yasin bin Isa al-Fadani al-Makki, Syaikh Ahmad bin Abdul Ghaffar al-Sambasi al-Makki, Syaikh Ismail al-Khalidiyah al-Minangkabawi al-Makki, Syaikh Muhammad Mukhtar bin ‘Atharid al-Bughuri al-Makki, Syaikh Junaid al-Batawi, Syaikh Abdul Karim al-Bantani al-Makki, Syaikh Ali bin Abdullah al-Banjari al-Makki, Syaikh Muhammad  Ahyad bin Muhammad Idris al-Bughuri al-Makki, Syaikh Abdul Ghani al-Bimawi al-Makki, Syaikh Jinan Muhammad Thayyid al-Sariaki al-Makki, Syaikh Asy’ari bin Abdurrahman al-Baweani al-Makki,  Syaikh Abu Bakar bin Syihabudin at-Tambusi al-Makki, Syaikh Ahmad Nahrawi al-Banyumasi al-Makki, Syaikh Muhammad Zainudin al-Baweani al-Makki, Syaikh Abdul Qadir al-Mindili al-Makki, Syaikh Abdullah bin Hasan al-Jawi al-Makki, Syaikh Muhammad bin Muhammad al-Jawi al-Makki, Syaikh Marzuki al-Jawi al-Makki dan Syaikh Muhammad bin Umar al-Sumbawi al-Makki.

Di dalam buku ini telah dikupas biografi langka dari sirah ulama Nusantara yang mempunyai pengaruh di Negeri Hijaz. Mungkin buku yang semacam ini baru pertama kali di Nusantara yang ditulis memakai huruf latin. Sebuah prestasi langka yang mengagumkan meskipun hanya ditulis oleh santri lulusan pesantren (lulusan Pesantren Al-Anwar asuhan KH Maimoen Zubair, sesepuh Nahdlatul Ulama). Sebenarnya Amirul Ulum dalam muqadimahnya, ingin menulis lebih dari 26  tokoh. Akan tetapi, karena minimnya data, terpaksa ia mencukupkan tokohnya menjadi 26. Menilik statemen Syaikh Yasin al-Fadani sebagaimana yang dikutip penulis bahwa ada sekitar 130 pakar hadist yang transmisi keilmuannya diriwayatkan oleh Syaikh Yasin al-Fadani yang kesemuanya tidak lepas dari Hijaz. Sehingga, dari statemen ini, bisa diambil sebuah kesimpulan, bahwa ulama-ulama asal Nusantara yang mempunyai peranan penting dalam kontak dan jaringan keilmuan di Hijaz itu lebih dari 130. Sebab, kutipan itu hanya dalam masalah Hadist, belum cabang keilmuan yang lainnya seperti Fiqih, Teologi, Gramatika Arab dan Tasawuf.

Dari beberapa kelebihan buku karya Amirul Ulum ini, ada juga beberapa kekurangannya, misalnya tokoh urutan 22 sampai 26 itu ditulis hanya beberapa lembar saja. Ada yang dua lembar dan ada yang tiga. Akan tetapi, kekurangan yang sedikit itu tidaklah mengurangi sumbangsih besar penulis yang dapat mengungkap sesuatu kekayaan sejarah ulama Nusantara di Hijaz sehingga membuat keislaman Nusantara terpancar hingga ke seantero dunia melalu mediator Makkah dan Madinah.

Saya berharap ke depan, dengan lahirnya buku ini, akan menginspirasi lahirnya buku-buku yang membahas tentang prestasi ulama Nusantara, bukan hanya di Hijaz, melainkan merambah ke Yaman, Mesir, Syam dan Negara Islam lainnya. Semua itu adalah khazanah yang luar biasa, yang membuat nama Nusantara kita harum semerbak di mata dunia. Semoga penulis buku ini mau melanjutkan studinya sehingga tokoh yang ditulis tidak hanya 26. Semoga bermanfaat.

Peresensi : Dwi Oktaviani Kurniawati, peminat kajian Sejarah Islam Nusantara asal Kota Jambi. (Sumber: nu.or.id)

Muassis Nahdlatul Ulama; Manaqib 26 Tokoh Pendiri NU

Judul: Muassis Nahdlatul Ulama; Manaqib 26 Tokoh Pendiri NU
Oleh: Amirul Ulum
Penerbit: Aswaja Pressindo
Harga: Rp. 77.000,-
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)


Nahdlatul Ulama mempunyai banyak cerita yang bisa dibuat sebagai suri tauladan, terlebih teladan dari para Muassisnya (pendirinya), seperti halnya saat detik-detik ketika mereka akan mendeklarasikan Nahdlatul Ulama. Perjuangan panjang yang penuh onak dan duri telah dilalui pendahulu kita sehingga berdirilah Nahdlatul Ulama pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M. Mula-mula Nahdlatul Ulama kedengaran asing, akan tetapi lambat laun ia menjadi sangat populer, dan menjadi organisasi Islam terbesar se Nusantara yang mempunyai banyak cabang di luar negeri. Kesuksesan besar ini tidak lepas dari perjuangan para Muassisnya. Sehingga, sudah menjadi sebuah kelaziman apabila kita warga nahdliyyin harus mempelajari sirah-sirahnya.